Love Letters Buat Kamu dan Kamu

Hai kamu. Dan kamu.

Don't be surprised kalo tiba-

tiba saya nulis surat seperti ini

buat kamu, dan kamu.


Well... yeah... so last-decade

memang kirim surat kayak

gini. Sebenernya writing letters

isn't really my thing dan

mungkin buatmu gak terlalu

penting. Jadi biarpun aku

bakal pusing tujuh keliling,

hingga kening keriting, i

promise you i,ll try my best

untuk membuat surat ini

tidak terdengar seperti kiasan

cheesy soal cinta di kartu

Valentine yang dicetak masal.


by Rakhmawati Fitri

Selasa, 17 Juli 2012

Bukan "Ada Apa Dengan Cinta"


Di sore itu dua sejoli yang sedang jatuh cinta Rangga dan Cinta sedang asik bolos sekolah. Alasan mereka cukup kuat karena sekarang pelajaran Matematika sedang berlangsung dengan guru yang super membosankan rambut klimis, selalu  berminyak wangi Arab, serta gigi sedikit maju ke depan sehingga kalau menerangkan di depan kelas sebaiknya semua siswa menggunakan payung untuk untuk menghalangi gemricik liur yang berterbangan kemana-mana.
Apalagi Cinta kurang begitu menguasai pelajaran Matematika, mungkin itu nasib Cinta disetiap ada pelajaran Matematika, Cinta selalu menjadi sorotan Pak Kusnadi guru Matematika di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Nasib memang nasib disetiap ada beliau pasti Cinta selalu dimarahi, sialnya lagi bangku Cinta dan Rangga dibaris paling depan jadi Pak Kusnadi rajin dan tak pernah lupa memarahi Cinta yang sedikit blo’on. Hingga pernah suatu hari disaat Pak Kusnadi sedang asik memarahi Cinta, jemari Pak Kusnadi yang lentik sedang sibuk meraih upil dirongga-rongga lubang hidung yang sulit dijangkaunya. Melihat tingkah laku Pak Kusnadi dengan spontan Cinta dan Rangga meledak tertawa terbahak-bahak sehingga Pak Kusnadi malah tambah kesal dengan tingkah laku muridnya. Dalam marahnya tanpa sadar jari telunjuk Pak Kusnadi telah mendapatkan upil yang super besar dan sedikit lengket sehingga Pak Kusnadi gemas lalu memlintir-mlintir upil yang telah didapatkannya serta menaburkan di atas bangku Rangga dan Cinta.
Begitulah alasan Cinta dan Rangga untuk bolos sekolah hari ini. Akhirnya dua sejoli ini memutuskan Malioboro tempat tujuan mereka untuk bolos sekolah serta berpacaran. Pukul dua siang, walaupun sekolah telah usai tapi dua sejoli ini masih saja menghabiskan waktu untuk mengubek-ubek jalan Malioboro mulai dari Mall sampai pasar Beringharjo walaupun mereka tidak beli sama sekali.
“Pipih Pipih coba deh lihat ada es beras kencur tuh! Pipihh…. Mimih belikan ituh satuh”. Saking centilnya Cinta bilang “satu” aja sampai manyun seperti foto-foto para Alay di Facebook.
Sontak Rangga berjongkok menghadap muka Cinta dan memegang tangan kanan Cinta dan bilang begini “Cinta ohh cintaku! Walaupun kau bukan Cinta Laura, tapi saya tetap terhormat membelikan kau es beras kencur yang sangat segar yang berada di seberang jalan itu!”.
Cinta yang sedang bingung segera membangunkan Rangga yang sedang bergombal-gombal ria di depan pasar Beringharjo yang ramai lalu lalang wisatawan di sana. “Rangga Pipih ku! Jika itu maumu. Pergilah. Mimih rela melepaskan tanganmu, tapi Pipih hati-hati yah…. Mimih menunggu di sini serta mendoakan keselamatan Pipih percayalah”. Kata Cinta, lalu memeluk erat Rangga sambil menekuk kaki kanannya kebelakang.
“Rangga semangat ya”. Bisik Cinta kepada Rangga.
Tanpa basa-basi Rangga berpaling seraya menitihkan air mata dia berlari menyebrang jalan raya tanpa peduli banyaknya kendaraan dari arah kanan. Bunyi klakson meledak dan mobil-mobil mengerem mendadak, seakan-akan semua sumpah serapah tertuju kepada Rangga. Tapi Rangga tetap berlari dan tidak peduli. Terdengar lirih suara semangat dari Cinta dan itu membuat air mata Rangga jatuh lagi. Lama kelamaan suara semangat Cinta hanyut. Hilang seperti hilangnya lukisan berbentuk hati di pasir pantai yang hangat terhantam ribuan liter ombak laut yang kejam. Dan semua itu karena ledakan klakson Bus Pariwisata dari arah kanan. Tak sempat lagi meminta maaf, Rangga menambah kecepatan larinya yang sebelumnya slow motion kini menjadi lebih cepat se-cepat awan kinton kendaraannya Goku di kartun Dragon Ball. Cepat melesat dan akhirnya sampai juga di seberang jalan tepatnya di depan Batik Mirota.
“Ibu Suri. Bolehkah sahaya membawa es beras kencur yang nikmat dan super segar itu. Hamba mohon Ibu Suri, Sang Ratu sangatlah dahaga beliau membutuhkan seteguk dua teguk es beras kencur”.
“Ngomong opo to Den Den! Simbok ora ngerti”.
“Aduh Simbok walaupun ini settingnya di Jogja tapi kalo bicara pake bahasa Indonesia dong! Kan cerita kita mau ditulis sama Nauval Afnan dan dipostkan di blog pribadinya di kotaksuratafnan@blogspot.com. Nah nanti kalo sudah jadi kita bisa bareng-bareng buka blognya Noval isinya bagus-bagus  lo Mbok!. Oh ya by the way saya mau beli es beras kencur Simbok dua bungkus ya, esnya yang banyak!”.
Sementara Simbok masih bingung harus apa karena omongan Rangga yang ngelantur. Tiba-tiba datanglah Cinta dengan menunggangi Elang dan menghampiri Rangga yang sedang menunggu es beras kencur milik Cinta selesai diracik oleh Simbok.
“Rangga pangeranku ayo cepat naik! Ada ribuan prajurit utusan Sang Baginda Raja untuk menangkapku dan menyuruhku pulang!”.
“Tapi Ratu es beras kencurnya belum jadi! Masih diracik oleh Simbok!”.
“Sudah ayo cepat! Ini berikan kepada penjual jamu itu, maaf adanya hanya 3 keping emas, hanya sekedar untuk ganti rugi. Ayolah Rangga cepat naiklah ke leher Elangku ini pegangan yang kuat”.
Rangga pun panik setelah mendengar kabar itu dari Sang Ratu. Setelah memberikan 3 keping emas pemberian Sang Ratu kepada Simbok yang bergambarkan 500 Rupiah dan sisi belakangnya Garuda Bank Indonesia. Lalu Rangga cepat-cepat naik ke leher Elang tunggangan Sang Baginda Ratu Cinta dan terbang menuju tempat persembunyainnya Taman Pintar.
“Loh den Bagus ini loh es beras kencurnya sudah jadi! Kok ditinggal ngalih tolha ini malah di kasih uang seribu lima ratus”. Sambil melambai-lambaikan tangan ke arah becak yang ditunggangi Cinta dan Rangga.

***

“Mimih sebenarnya ada apa! Kok kayaknya terburu-buru banget! Ayo dong cerita sama Pipih”.
“Ceritanya panjang Pipih! Karna sudah lewat pukul tiga jadinya Daddy ku menyuruh pembantunya untuk mencari aku! Tapi aku nggak mau pulang”. Sambil mengumpatkan mata dipundak Rangga karena kesedihan yang terlalu dalam.
“Sudah-sudah! Lagian kan sekarang sudah pukul 3! Pulang yuk!” Hibur Rangga.
“Oh gitu ya sekarang kamu! Udah nggak bela aku lagi! Aku pikir hubungan percintaan kita akan berakhir bahagia seperti di film Ada Apa Dengan Cinta dimana Cinta mencium bibir Rangga di Bandara Soekarno Hatta. Tapi enggak! Aku kecewa sama kamu Ga! Turunin gue sekarang juga! Stop Bang!”.
Teriakan Cinta sambil menangis tersedu-sedu membuat Rangga menjadi bingung harus berbuat apa. Terlihat dari kejauhan Cinta masuk rumah makan Padang lalu mengacak-acak warung tersebut lalu keluar dan pulang berjalan kaki sambil mengusap air matanya yang jatuh di pipi.



Kalipahit, 18 juli 2012
Penulis







 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar