Love Letters Buat Kamu dan Kamu

Hai kamu. Dan kamu.

Don't be surprised kalo tiba-

tiba saya nulis surat seperti ini

buat kamu, dan kamu.


Well... yeah... so last-decade

memang kirim surat kayak

gini. Sebenernya writing letters

isn't really my thing dan

mungkin buatmu gak terlalu

penting. Jadi biarpun aku

bakal pusing tujuh keliling,

hingga kening keriting, i

promise you i,ll try my best

untuk membuat surat ini

tidak terdengar seperti kiasan

cheesy soal cinta di kartu

Valentine yang dicetak masal.


by Rakhmawati Fitri

Selasa, 06 Agustus 2013

Dapet surat balasan dari PT. Gramedia Pustaka Utama

Kemaren Sabtu 3 Agustus 2013, aku mendapat paket yang akhirnya sampai juga. Tepat di depan pintu yang beralamatkan Dusun Gempoldampit Rt.48 Rw.05 Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68484, lebih tepatnya lagi tetangganya TK Tunas Mekar Kedungwungu, YUPP!!! rumahku sendiri. Paket itu diantar sendiri oleh Pak Pos yang kutunggu selama enam bulan lamanya tanpa makan tanpa minum hanya bersila di bibir goa seraya bertapa minta petunjuk layaknya raja Menak Jinggo saat bertapa untuk mengalahkan Kebo Marcuet di sinetron paling fenomenal saat ini ‘DAMARWULAN’ hanya di Indosiar.

Kuintip dari jendela rumahku hingga Pak Pos itu ter-expose dengan nyata hingga kulihat dia membongkar-bongkar kantung barang yang bertengger manis di motor bebek oranyenya. Aku mulai pesimis sepertinya. Palingan kiriman parsel lebaran dari rumah sakit dan klinik tempat ibuku berlangganan untuk mengirimkan pasien partus yang mengalami pendarahan. Seperti biasa paling dapetnya sprei, cangkir, yah paling pol sirup marjan.

Cowok kece dengan rambut jambul ala Elvis Presley serta bulu dada yang bergoyang ke kanan dan ke kiri seirama layaknya goyangan penyanyi latar Soneta Band itu bukan membawa parsel tapi membawa suatu dokumen yang sepertinya dari logonya aku kenal. YA! Ini dia yang aku tunggu selama enam bulan lamanya. Jadi dengan mantap kuurungkan niatku untuk melarung tumpeng lengkap dengan kepala kebo di laut Kidul karena kupikir jerih payahku bertapa selama ini mendapatkan hasil yaitu: sia-sia.

Karena aku nggak tega tangannya harus kesakitan buat mengetuk pintu rumahku, jadi pintu rumahku aku buka duluan. Terus tiba-tiba dia bilang gini, “Mas ada paket dokumen.” Dengan suaranya yang serak seksi seperti David Cook. Saking terharunya aku, aku tak dapat berkata-kata lagi badanku lemas, bibirku bergetar mataku mulai menampung cairan yang berlebihan. Hingga tak kuasa aku menitihkan air mata membasahi pipi. Penantianku selama ini tak sia-sia. Kucium tangan kanan Pak Pos yang kece seperti Elvis Presley itu dengan hormat hingga kuanggap seperti kedua orang tuaku sendiri. Dan aku menyerahkan seluruh jiwa dan ragaku ketika Pak Pos yang bersuara seksi seperti David Cook itu memintaku menandatangani surat terima dari kantornya. Namun pertemuan kami sangat singkat. Dia segera mengemasi barang-barangnya untuk segera angkat kaki dari rumaku yang sangat sederhana bahkan bisa dikatakan menengah kebawah, tiga lantai ke atas enam lantai bawah tanah sungguh sungguh menengah ke bawah. Dia kiss bye ke arahku. Aku hanya bisa belambai-lambaikan sapu tangan tanda selamat jalan kepadanya. Kondisi seperti ini mirip sekali saat perpisahan terakhir di awal film Titanic, saat kapal Titanic bersiap berlayar dan tenggelam. Ahh aku meringis getir tiba-tiba aku khawatir terjadi apa-apa sama Pak Pos yang bulu dadanya berkibar-kibar itu. Hingga aku menguatkan untuk bilang “Take care ya…” kepadanya.

Aku berbalik masuk ke dalam rumahku. Setelah kututup pintu rumah dan kemudian… YEEEEE AKU DAPAT SURAT BALASAN DARI GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA HUUUWWOOOO…… aku seneng banget hingga tak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata. Semuanya ku ekspresikan dengan lonjak-lonjak di kasur  teriak sekencang-kencangnya AKKHHGGRRR……… kibar-kibarkan selimut, acak-acak baju di lemari, gigit bantal, gigit guling, telen henfon Nokia 6600 ku. Dan yaampun aku deg-degan banget di buka nggak ya!!! Dengan rapinya aku robek…. Aku hirup aroma dalamnya dan ternyata begini rasanya. Kulihat dengan mata kepalaku sendiri dokumen balasan asli dari PT. Gramedia Pustaka Utama itu, Ya Tuhan aku deg-degan lagi… kemudian dengan perlahan aku angkat surat itu dari persemayamannya lalu aku buka lebar-lebar dan membacanya dengan seksama dari atas. “Jakarta, 12 Juli 2013.” OMG kenapa aku tetep deg-degan sih padahal masih baca tanggalnya aja. kututup lagi surat itu untuk mengatur nafasku yang ngos-ngosan. Kulari kebelakang, raih gelas, buka kulkas, minum glek glek glek glek, pada teguk terakhir aku ingat, langsung kusemburkan air mineral dingin yang segar itu wooossshhh… Ya Allah aku puasa!!! Aku berlari lagi menuju kamarku lagi. Tidak seperti tadi, sekarang aku mulai sedikit tenang. Kumantapkan hatiku untuk membacanya dengan seksama. Bismilah daaann…. Beginilah kelihatannya, beginilah kedengarannya, beginilah rasanya dan heeemmm beginilah aromanya… dan ternyata…… BIASAH.

Kemudian aku berlari dengan riangnya ke tempat bermainku di TK Tunas Mekar samping rumah, berlonjak-lonjak santai sambil menggeleng-gelengkan kepala seraya bernyanyi syalalalala cucurururu syubidubidam….. Aku langsung move on dan lupa apa yang tadi aku baca. Daripada dipikir mending aku main ayunan saja sambil menyanyi syalalalala cucurururu syubidubidam…….


Paket dokumen balasan dari PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.



Naskahku ditolak oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yang ditanda tangani langsung oleh sekertaris redaksi fiksi: Michelle Maria.

Jumat, 02 Agustus 2013

Bastian Diganggu Fans


Diganggu fans. Padahal aku lagi sibuk latihan nge-dance sama temen-temen Coboy Junior :(