Love Letters Buat Kamu dan Kamu

Hai kamu. Dan kamu.

Don't be surprised kalo tiba-

tiba saya nulis surat seperti ini

buat kamu, dan kamu.


Well... yeah... so last-decade

memang kirim surat kayak

gini. Sebenernya writing letters

isn't really my thing dan

mungkin buatmu gak terlalu

penting. Jadi biarpun aku

bakal pusing tujuh keliling,

hingga kening keriting, i

promise you i,ll try my best

untuk membuat surat ini

tidak terdengar seperti kiasan

cheesy soal cinta di kartu

Valentine yang dicetak masal.


by Rakhmawati Fitri

Minggu, 28 Oktober 2012

Hujan



Hujan besar begini mengingatkan aku pada sosok dirimu yang lantang

Memecah suara rintik hujan yang santai

Sedangkan kau setia menjemputku dikala diriku terpaku sendiri di bawah lindungan atap

Sambil memperhatikan tetes air yang tidak berhenti jatuh

Aku sendiri. Aku dingin. Aku berharap.



Gemuruh berdetak akupun tersentak

Seakan nyaliku tersambar oleh potretan petir

Aku lemah tak seperti kau yang lantang

Yang berani membukakan pintu kuningmu untukku lalu kau persilahkan aku berlindung disampingmu

Kita berdua. Aku hangat. Aku peluk kamu.



Hujan hari ini menghapuskan semua ingatan indah tentang dirimu

Dan aku sadar bahwa kau munafik pengecut bajingan

Kamu lupa rumah aku

Bahkan beraninya kamu main serong dan membiarkan aku berjalan sendiri 50 meter

Kamu jahat beraninya menjerumuskan aku



Okay fine aku bisa berjalan sendiri kembali kerumahku

Segera aku bilang “Stop! Turunin aku sekarang juga.” Tepat di depan mukamu

Saat berpaling tak kuasa air mataku meleleh juga...




To: Abang supir angkot langganan gue

Minggu, 21 Oktober 2012

Nauval Afnan - We Found Love

22 Oktober 2012


Put your hand's up and put your drink's up, lonjak-lonjak di kasur sambil mendengarkan laguku ini keras-keras.

Nauval Afnan - We Found Love


Finish up your night with having fun!

Rabu, 10 Oktober 2012

Paduan Suara Sik... Asik....


11 Oktober 2012

Hai ibuk-ibuk dan teman-temanku yang kece, jumpa lagi dengan saya Nauval Afnan si penebar aura ketampanan dari hidung Uzbek-ku yang sangat besar. Percaya atau tidak percaya itu memang fakta. Dan kali ini saya mau membuktikan berupa video dimana ada saya di sana tertangkap kamera menghembuskan aura ketampanan dari hidung Uzbek milikku. Pokoknya aura saya yang paling memancar.

Ladies and Gentlemen this is the appearance of the choir of the University of Jember. Performed a song in Ayu Ting Ting popularized by. Ladies and Gentlemen this is it Sik... Asik.....
(Applause)





Baguskan adek-adek.... Yeeyyy... prok prok...

Senin, 01 Oktober 2012

Nauval Afnan - Whats Makes You Beautiful

1 Oktober 2012

Iseng-iseng rekaman nyanyi Whats Makes You Beautiful


http://www.4shared.com/get/RM0538oV/nauval_afnan_-_whats_makes_you.html

Setelah di buka langsung klik unduh gratis.


Jangan di ketawa'in. kalo di ketawa'in aku cium.


enjoyed...

Minggu, 30 September 2012

ALL ABOUT CILLA



Jumpa lagi.. jumpa Maissy kembali

Ya disini cilukbaa...

Kita bertemu lagi

Yah begitulah lirik lagunya Maissy artis cilik yang dulunya gue sempet jatuh cinta padanya. Tapi apa daya dunia memisahkan kita, Maissy hidup di dunia TV tabung sedangkan gue hidup di dunia nyata. Pada suatu saat gue ingin sekali masuk ke dalam TV untuk menyanyi dan menari bersama Maissy. Gue pikir Maissy terperangkap dalam TV tabung yang berada di ruang tengah rumah gue. Hingga setiap gue memutar VCD bajakan Maissy, gue selalu berharap agar waktu Maissy menyanyi dia kebelet pipis lalu tiba-tiba keluar dari TV tabung untuk numpang pipis di toilet gue. Bayangan gue kalau dia beneran keluar, dia berbentuk seperti manusia liliput kemudian dia berubah seperti cara berubahnya Sailormoon “Aku Sailormoon, prajurit pembela cinta dan keadilan, dengan kekuatan bulan aku akan menghukummu” berubah... chiyat hiyaat cring.... Dia jadi manusia normal.

Ketika saat itu doa gue bener-bener terkabul yang gue lakukan yaitu menculik Maissy lalu mengajaknya menari dan bernyanyi ‘Jumpa Lagi’ bersama-sama.  Tapi sayang impian gue semasa kecil belum terkabul hingga sekarang. Hingga VCD gue rusak dan macet-macet, Maissy tetap gak pernah keluar dari TV tabung gue walaupun hanya untuk sekedar numpang pipis. Gue sangat sedih sekali setiap gue menggeser lagu favorit gue ke nomor lima yaitu ‘Jumpa Lagi’, Maissy seolah gak sanggup menyanyikan lagu itu lagi sampai gambarnya macet-macet. Aku pikir Maissy batuk. Sumpah gue sedih banget.

Sekarang gue tersadar, ternyata dunia liliput di dalam TV itu nggak ada. Ya sudah, enjoy aja kali. Hingga akhirnya Tuhan mempertemukan gue dengan Cilla yang biasa kusebut Maissy KW di TK samping rumah gue. Dia tuh cantik, lincah, lucu, pokoknya Maissy banget lah. Seiring berjalannya waktu gue pernah nembak dia lalu di tolak. Lucu banget ceritanya kebetulan postingnya bisa di baca di arsip bulan lalu judulnya ‘Cerita Cinta Monyet Nauval Afnan’.

Cinta monyet berubah jadi cinta gorila karena gorila lebih besar daripada monyet. Mungkin dulu  gue berubah jadi gorila sekitar SMP kelas 3. Ditandai dengan gue mencari informasi tentang nomor henfon Cilla. Gak disangka gak dinyana ternyata gue nemu akun facebooknya dia saat gue menuliskan namanya di kolom search. Wah asik... langsung nge-fly. Cium tangan penjaga warnet dengan hormat lalu sujud sukur. Add.

Tak berselang lama dia menerima pertemanan dari akun facebook gue. Bla bla bla bla akhirnya gue minta nomornya dia, dikasih dah tapi nomornya AS my men. Kenapa harus AS! Padahal gue pake XL, apa gak ada kartu XL ya biar aku nelponnya murah. Kalo gitu kamu aja deh yang nelpon gue! Sori gue gak ada pulsa, gerutu gue begitu.

Dengan sangat sangat sangat terpaksa akhirnya gue beli kartu perdana AS hanya untuk sekedar gebet’in dia. Sebenernya gue males banget kalau harus gebet cewe pake nomor selain XL. Sampai-sampai kalau gue gebet cewe nomornya harus XL dan itu masuk daftar syarat jadi calon gebetan gue. Jadi kriteria calon gebetan gue yang pertama cantik, tinggi, pake kartu XL. Itu saja.

Gue harus nelpon dia. Soalnya udah terlanjur beli kartu perdana baru. Kalau gue kalah dengan rasa grogi gue, maka gue akan rugi karena udah beli kartu perdana AS, terus kartunya buat apa. Mending uangnya buat memberangkatkan orang tua gue naik Haji deh.

“Halo...”

Yes telpon gue diangkat sama Cilla. Pokoknya kondisi gue saat nelpon Cilla sedikit gugup, keringat bercucuran dan hidung mengembang mengempis seolah mengeluarkan aura ketampanan dari dalam diri gue melalui lobang hidung Uzbek gue yang super gede.

Dari obrolan garing sampai yang ringan udah gue obrolkan sama Cilla. Tidak lupa ngobrolnya pake bahasa Indonesia Raya biar kayak anak Jakarta gitu padahal kita stay di Banyuwangi tepatnya the most urban and center of the metropolis, yup! Kalipahit City. Gak gue tutupi, kadang kalo gue ngobrol sama dia ekspresi gue macem-macem ada yang nyengir kuda, loncat-loncat girang di spring bed, kadang sampai salto kedepan dan kebelakang dan yang paling ekstrim ingin rasanya mengunyah renyah atau menelan hidup-hidup henfon Nokia 6600 milikku.

Payah, kelanjutannya nggak bisa berhubungan hangat dengannya. Gue udah lose contact dengan Cilla. Di sini kayaknya gue udah menemukan garis finish antara hubungan gue dengan Cilla. Move on aja! Masih banyak kok ‘Maissy’ yang lain di luar sana selain dia. Cilla selalu gak ada waktu untuk gue telpon, dia juga gak begitu suka main facebook kayaknya kita emang gak klop. Ya tau sendiri kan secara dia artis gitu, mungkin dia lagi sibuk shooting video klipnya yang berjudul ‘Jumpa Lagi’ di tepi kolam renang.

Seiring berjalannya waktu dari Nauval gorila sekarang tambah besar lagi menjadi Meganthropus Paleojavanicus. Jadi sekarang Nauval Afnan yang sekarang sudah kuliah cintanya mejadi ‘Cinta Meganthropus Paleojavanicus’ yang artinya lebih dewasa dari cinta monyet dan cinta gorila tentunya.

Nah pas gue baru-baru jadi MABA tahun lalu gue pernah berpapasan sama Cilla. Oh my God! Dia pake kerudung waahh... sesuatu banget yah.... Pas ketemuan terus nyapa tapi kenapa kok hasrat ingin pake bahasa Indonesia Raya apa udah terbiasa dari dulu-dulu kali ya. Padahal gue udah membuat garis finish di belakang saat aku pernah lose contact dengan Cilla. Tapi kenapa kok setiap ada dia rasanya ingin mengejar terus. Apa jangan-jangan dia jompa-jampi gue. Astagfirulloh kok mulutku bilang gini ya gak wibawa sama sekali, buat apa gue harus sekolah kepribadian di ‘John Robert Power’ kalo bawaannya gak elegan gini.

Yasudah lah garis finish ya tetap garis finish. So gak ada perasaan apapun. Boleh sih kalo dikatakan udah finish tapi gak papa juga kan kalo ngulang dari start lagi. Yah anggap saja gue gak kenal loe, loe gak kenal gue lalu kita bertemu di perpustakakan dengan membawa tumpukan buku lalu kita bertabrakan di sudut lorong perpus kemudian menjatuhkan buku yang kita bawa masing-masing. Di situ kita saling bertatapan mata dan berkenalan. Yah walaupun gue pernah berhubungan sama loe tapi ingin rasanya mengulangi pertemanan kita dari awal lagi hanya untuk berharap semoga kedepannya bisa jadian. Hehe.


***


Kalau inget satu ini gue jadi ngerasa bersalah banget, soalnya asrama yang gue tempati bisa rusak penghuninya gara-gara gue. Rusaknya tau apa? Gue membuat penghuni asrama terbiasa clubbing alias dugem sampe pagi. Setelah terbiasa semua baru gue melepas mereka untuk berangkat sendiri dugem di E*pose tanpa gue. Sedangkan gue mengaji, sholat tahajud dikamar lalu tidur cantik 8 jam.

Awal cerita gue anak baru di asrama punya kenalan yang namanya bang Ucok dari Medan dan Orista yang begitu polos dan sedikit blo’on. hehe peace guys! Nah mereka ini jadi sasaran gue. Yah niat awal bukan menjerumuskan mereka sih, tapi mereka aja yang ketagihan. Biasa lah mungkin baru awal-awalnya. Dulu gue juga kayak gitu.

Karena gue pernah ke E*pose sebelumnya sama temen gue maka gue tau jadwal-jadwal expensive sampai yang gratis. Karena kita terbiasa gratisan jadi selasa malam gak boleh ada acara soalnya dugem time. So Selasa malam gue mengajak Ucok dan Orista dugem di E*pose. Nyampe sana gue sih gak garing soalnya banyak temen-temen gue disana tapi kasihan banget temenku, dia tuh kayak anak kecil yang tersesat di mall yang diam ditempat sambil nangis gak mau gerak sebelum ibunya menemukan dia. Cape deh!

Malam pertama dugem bareng bang Ucok dan Orista waktu lagi asik dugem gue lihat sesosok cewek yang wajahnya familiar di mata gue, siapa ya gue inget-inget lagi mana lampu disko bikin pusing lagi. Dia juga menatap gue, kita saling tatap-tatapan mata tapi belum ngeh juga. Oh my gosh Cilla... itu beneran Cilla kan! Gue masih bingung antara ya atau bukan. Hingga akhirnya kita sama-sama ngeh juga dan gue bilang “Cilla!!!” trus dia bilang “Noval!!!” langsung musik berbunyi ‘Jeng Jeng....’ seolah ekspresiku dan ekspresi Cilla yang begitu speechless saat itu terekam kamera dan masuk di LCD E*pose secara bergantian dan semakin cepat. Cilla, Noval, Cilla, Noval, Cilla, Noval.

Gue langsung sok sok heboh sama dia. Waktu cipika cipiki sama dia oups bibirku kena pipi dia sebelah kanan. Dengar ya Cilla emang waktu itu gue sengaja nyium pipi kananmu yah itung-itung membalas perbuatanmu kepadaku waktu kita TK dulu.

“Cilla kamu sama siapa?”

“Aku sama kakakku. Kalo kamu sama siapa?”

“Ini sama temen-temenku.”

“Oh kira’in sama ceweknya.”

Anjing, Babi, Taik ini cewek. Gak tau perasaan gue aja. Gue masih mengharap kamu beby. Please jangan bilang begitu. Banyak cinta yang datang tapi ku tolak karena kamu yang terbaik. Kamu ‘Maissy’ aku.

Gue kembali ke geng gue. Ternyata Ucok dan Orista sangat shock kalo gue punya banyak kenalan di E*pose termasuk cewek pemakai rok mini yang barusan gue cium pipinya. “Oh itu, dia namanya Cilla.” Kata bang Ucok, gue sok memberi tahu.

Ditengah hentakan musik hip hop yang menendang gendang telinga, gue berajojing sama Ucok dan Orista. Waktu lagi asik-asiknya berajojing ria ada sesosok cowo yang dengan sengaja menenggol lengan gue dengan keras sehingga menjatuhkan batang rokok di sela-sela jari gue. “Hey man! You pissin me off yo!” sumpah serapah gue tujukan ke dia yang semakin mendekati Cilla di ujung sana kemudian dia berajojing bersama dengan Cilla. Apa itu cowoknya Cilla ya! Haaa kayaknya iya deh semoga aja dia gak dengar sumpah serapah yang gue lontarkan tadi kalau toh dia denger moga aja nggak tahu artinya. Amin.

Keyakinan gue semakin kuat ketika Cilla merebut rokok dari mulutnya dan menghisapnya dalam dalam. Mana mungkin Cilla mau join rokok sama dia pake peluk pelukan segala lagi, hih najis. Kok kayaknya gue cemburu gini sih, hey Nauval what's wrong with you! come on jig up again. Untuk menghilangkan stres gue teguk Fanta merah dan berdiri di dekat meja gue sambil kembali memperhatikan Cilla dan cowoknya itu. Tiba-tiba si Cilla mencuri pandang ke gue seolah ingin memamerkan cowok barunya. Fanta merah yang kunikmati langsung nyembur lewat hidung dan mulut gue seolah gue ingin muntah-muntah melihat gayanya yang songong banget. Howek!

Gue kembali berajojing sama temen-temen gue. Sepertinya Ucok dan Orista udah gak canggung lagi saat gue tinggal untung lah gue gak selalu jadi ibu yang harus mengajak anak-anak gue berajojing ria bersama. Se-asik apapun musik yang dimainkan DJ malam itu tapi suasana gak bisa asik menurut gue, kalau pemandangan gue harus dirusak oleh objek dua sejoli tersebut. Kok rasanya gue gak semangat lagi untuk berajojing, padahal musiknya menghentak banget ‘Party Rock Anthem’ miliknya LMFAO asikkan! tapi ini badan gak bisa shuffle’in mengikuti irama hip hop.

Tiba-tiba lagu dari LMFAO berubah menjadi dentingan aransemen piano yang kayaknya gue kenal lagu ini deh. Iya bener gue kenal lagu ini lagu milik Christina Aguilera mulai menyanyikan bait lagu pertamanya. Tidak salah lagi ini judulnya ‘Hurt’ yang sering gue puter di komputer pentium 4 milik gue di rumah. Kalo gini jadi inget ibu deh, soalnya setiap gue nyetel lagu ini ibu gue tak bosan bosannya bersenandung walaupun nggak ngerti lirik dan artinya. Basically gue suka lagu ini dan hafal diluar kepala, tapi kenapa saat DJ di E*pose memutar lagu ini kok langsung jleb kena jantung.

Somedays I feel broke inside but I won't admit

Sometimes I just want to hide 'cause it's you I miss

You know it's so hard to say goodbye when it comes to this huu huu... huwoouwo....

“Hay DJ ada apa denganmu my men! why the song turned out to be like this. Nusuk tau!” Tapi anehnya orang-orang disekitar gue tetep aja  shuffle’in “Hai tante, telingamu rusak ya! Apa kamu mati gaya. Ini kan lagunya swing mellow yellow swallow gitu kok sempet-sempetnya sih shuffle’in. Kamu lagi. Orang-orang disini gila semua.” Gue marah marah sendiri gak jelas.

Anehnya bukan hanya satu atau dua orang yang gue sangka mati gaya tapi semua orang di sekeliling gue asik berajojing ria dengan diiringi lagu Hurt miliknya Christina Aguilera. Kayaknya gue deh yang bermasalah bukan mereka. Gue pergi ke toilet membasuh muka dan memang benar lagu Hurt berubah menjadi lagunya Rihanna yang ‘We Found Love’. Kemudian gue bicara sendiri di cermin “Ingat Nauval. Dia bukan milikmu. Kamu tidak perlu lagi mengejar Cilla. Itu.” Gue bicara sendiri di depan cermin sambil bergaya layaknya Mario Teguh di Golden Ways yang selalu ada kata “Itu” di terakhir kalimat yang menjadi ciri khas motivator Indonesia tersebut.

Kayaknya gue kurang sehat deh jadi gue putuskan untuk pulang lebih awal.

Keesokan harinya bang Ucok waktu lagi joging bilang ke gue kalo dia tau Cilla, dia lagi joging juga sama temen ceweknya.

“Val tadi aku lihat Cilla lagi joging sama temen-temen ceweknya.”  Kata bang Ucok.

“Oya? Terus gimana.” Gue sok ngerespon padahal males banget.

“Ya udah aku sama Orista kecengin dia Val. (Bla bla bla...).”

Gue hanya tersenyum saja melihat bang Ucok berkicau yang menurut gue sangat gak penting. Tapi no problem gue udah move on untungnya. Yaudah deh bang Ucok sana selamat menggebet, batin gue.


***


Saat gue menyiram halaman di depan rumah gue, gue lihat sosok cewek yang kayaknya gue kenal melalui foto profil facebook yang udah jadi temen gue tapi gue gak tau dia siapa. Dia senyum senyum ke gue tapi senyumnya aneh kayak cie cie’in gue gitu. Gue perhati’in dia dengan ekspresi agak bingung. Ada apasih ini cewek? Ada yang lucu ya! Apa gue terlalu cakep sehingga nggak pantes menyiram halaman rumah seperti babu gitu? Gue perhatikan lebih detail eh ternyata Cilla diboncengnya sambil maenan henfon pura-pura nggak tau kalo ada gue di depan rumah gue. Dasar sok kecantikan loe! Emang lo pikir gue masih ngejar ngejar loe gitu! Ih sorry stroberi mangga apel deh. Udah pergi sana enyahlah dari pandangan gue. Sebelum gue nyiram loe pake air selang!

Bodohnya gue garis finish yang menurut gue sudah gue lewati saat lose contact dengan Cilla, itu tidak akan menjadikan gue seperti ini. Tapi gue merusak pintu konsisten gue bahwa gue harus bisa melupakan Cilla dan gue masih saja mengejar Cilla seperti ayam jago minta kawin. Haha yah... okey gue kecolongan tapi gue gak boleh kecolongan untuk yang kedua kali. Lagian (maaf Cill) dia bukan tipe cewek idaman gue. Dan sekarang gue harus memperbaiki pintu konsisten yang gue rusak dan kembali mematri garis finish yang sudah gue terobos saat itu. Move on!

Selasa, 18 September 2012

Love Letter Untukmu, Dan Kamu


Dear semua. Udah lama nih gak nulis surat. By the way kalian tau nggak opening sentence Kotak Surat Afnan yang ada di atas itu. Itu adalah opening sentence yang di buat Fitri Tropika di buku pertamanya yang berjudul ‘Kening’ begitu membacanya langsung Dor! – Deg – Hmpphh . . – Huwooow!! – Hahaha . . – Wkwkwk – Ckckck - :) - :D – T.T  - :’) - :( - Grr dan Hiyaah! Dengan sedikit Jleb! – Err . . – Hehe . . dan Hoek!. Pokoknya bisa membuat Tralala Trilili papaparampa syalalalala cucucururu syubidubidubidam-kan hidupku.

 ‘Love Letter Untukmu, Dan Kamu’ Yang menjadi pembuka blog ini, banyak menginspirasi ku buat nulis posting blog di Kotak Surat Afnan. Karena kalimatnya supah enggak terlihat cheesy. Jadi rela kujadikan opening sentence di blog pribadiku.

Mau tau lanjutan dari ‘Love Letter Untukmu, Dan Kamu’ ini dia buat kalian.



Love Letter Untukmu, Dan Kamu


18 September 2010

Hai kamu. Dan kamu.

Don’t be surprised kalo tiba-tiba saya nulis surat seperti ini buat kamu, dan kamu.

Well... yeah... so last-decade memang kirim surat kayak gini. Sebenernya writing letters isn’t really my thing dan mungkin buatmu gak terlalu penting. Jadi biarpun aku bakal pusing tujuh keliling, hingga kening keriting, i promise you i’ll try my best untuk membuat surat ini tidak terdengar seperti kiasan cheesy soal cinta di kartu Valentine yang dicetak masal.

We’ve been through many years together. Dan karena saya harus tinggal di Jakarta, jadinya ya begini, trapped in so-called-long-distance-relationship circumstance. Apa daya kening tak sampai. Semoga jarak gak jadi masalah buatku, juga buat kamu, dan kamu. Kita.

Cinta saya ke kamu harus saya sampaikan. And since we are physically separated by miles, this expression must come in the from of letters such as this. Semoga surat cinta ini spesial buatmu. Se-spesial kornet telur keju di roti bakar Eddie. Spesial, se-spesial kamu buat saya. Special letter. Untuk kamu, dan untuk kamu.

I cherish any thought of you. And you too.

Masih ingat?

Kemeja Hawaii warna merah bergambar bunga sepatu putih yang kamu pakai waktu mengantar latihan vocal group?

Aku ingat.

Karena jadwal dadakan latihan vocal group yang jatuh di malam hari, kamu akhirnya temani pergi malam itu naik angkutan umum. Kamu capek saya tau, tapi kamu tetap temani saya mengejar passion saya. Menjaga saya.

“Sate ayam di cafe tempat latihan tadi wangi. Tapi ini gak kalah wangi dan enak kan?” ujarmu sambil menggigit bakpau hangat di tanganku.

Yah sewangi apapun sate di cafe tempat latihan tadi, tentunya gak akan terasa lezat kalau kita pulangnya harus jalan kaki. Saya betulkan rambut halus yang jatuh di keningmu. Dan kamu, saya peluk.


Masih kuingat.

Hujan besar  pukul dua malam itu. Aku dan kamu duduk berdampingan dengan lengan melingkari lutut masing-masing sambil mengamati tumpahan air yang tidak berhenti jatuh dari tepian-tepian flyover tempat kita berteduh saat itu.

“Sabar.”

Begitu kamu bilang. Bahkan saat mobil yang melaju dari arah berlawanan menamparkan air kubangan ke wajah dan tubuh kita.


Masih ingat perjalanan-perjalanan seru kita?

Kamu. Supporter yang menyemangatiku menanjaki ratusan anak tangga mercusuar Pulau Lengkuas di Belitong.

Kamu. Darwis Triadi dadakan yang siap menangkap momen-momen menegangkan buatku saat bersiap menyelami biru laut di Belitong, Pulau Seribu, Bunaken dan ambon.

Kamu. The best traveling partner on earth yang selalu membangunkanku lebih pagi untuk menyusuri tepian pantai, menunggu matahari terbit dan menuliskan namaku di pasir pantai yang hangat....



Begitulah cuplikan ‘Love Letter untukmu, dan Kamu’ di buku pertama Fitrop yang berjudul ‘Kening’. Ada baiknya kalo lo dengerin Reading some part of my fave chapter on #Kening! Lo buka tumblr nya doi, dengerin baik-baik ya http://fitrop.tumblr.com/post/8226313701/reading-some-part-of-my-fave-chapter-on-kening

Kalo lo pikir surat itu dipersembahkan untuk pacarnya, lo salah. Surat itu dibikin spesial untuk orang tuanya. Dan ini kalimat terakhir dalam ‘Love Letter Untukmu, Dan Kamu’.



Dear Bapak Djumhawan dan Ibu Sutini Suryaman, cinta dari Ibu dan Bapak, terlalu besar untuk membuat saya tidak mungkin untuk mencintai kalian lebih.
Saya cinta kamu, dan kamu.


Salam bakti,

Ananda.



Kalo gak percaya lihat tuh videonya waktu doi lagi launching buku pertamanya.



 Yah memang begitu style-nya Fitrop. Gokil deh si Fitri Tropika.