Love Letters Buat Kamu dan Kamu

Hai kamu. Dan kamu.

Don't be surprised kalo tiba-

tiba saya nulis surat seperti ini

buat kamu, dan kamu.


Well... yeah... so last-decade

memang kirim surat kayak

gini. Sebenernya writing letters

isn't really my thing dan

mungkin buatmu gak terlalu

penting. Jadi biarpun aku

bakal pusing tujuh keliling,

hingga kening keriting, i

promise you i,ll try my best

untuk membuat surat ini

tidak terdengar seperti kiasan

cheesy soal cinta di kartu

Valentine yang dicetak masal.


by Rakhmawati Fitri

Selasa, 18 September 2012

Love Letter Untukmu, Dan Kamu


Dear semua. Udah lama nih gak nulis surat. By the way kalian tau nggak opening sentence Kotak Surat Afnan yang ada di atas itu. Itu adalah opening sentence yang di buat Fitri Tropika di buku pertamanya yang berjudul ‘Kening’ begitu membacanya langsung Dor! – Deg – Hmpphh . . – Huwooow!! – Hahaha . . – Wkwkwk – Ckckck - :) - :D – T.T  - :’) - :( - Grr dan Hiyaah! Dengan sedikit Jleb! – Err . . – Hehe . . dan Hoek!. Pokoknya bisa membuat Tralala Trilili papaparampa syalalalala cucucururu syubidubidubidam-kan hidupku.

 ‘Love Letter Untukmu, Dan Kamu’ Yang menjadi pembuka blog ini, banyak menginspirasi ku buat nulis posting blog di Kotak Surat Afnan. Karena kalimatnya supah enggak terlihat cheesy. Jadi rela kujadikan opening sentence di blog pribadiku.

Mau tau lanjutan dari ‘Love Letter Untukmu, Dan Kamu’ ini dia buat kalian.



Love Letter Untukmu, Dan Kamu


18 September 2010

Hai kamu. Dan kamu.

Don’t be surprised kalo tiba-tiba saya nulis surat seperti ini buat kamu, dan kamu.

Well... yeah... so last-decade memang kirim surat kayak gini. Sebenernya writing letters isn’t really my thing dan mungkin buatmu gak terlalu penting. Jadi biarpun aku bakal pusing tujuh keliling, hingga kening keriting, i promise you i’ll try my best untuk membuat surat ini tidak terdengar seperti kiasan cheesy soal cinta di kartu Valentine yang dicetak masal.

We’ve been through many years together. Dan karena saya harus tinggal di Jakarta, jadinya ya begini, trapped in so-called-long-distance-relationship circumstance. Apa daya kening tak sampai. Semoga jarak gak jadi masalah buatku, juga buat kamu, dan kamu. Kita.

Cinta saya ke kamu harus saya sampaikan. And since we are physically separated by miles, this expression must come in the from of letters such as this. Semoga surat cinta ini spesial buatmu. Se-spesial kornet telur keju di roti bakar Eddie. Spesial, se-spesial kamu buat saya. Special letter. Untuk kamu, dan untuk kamu.

I cherish any thought of you. And you too.

Masih ingat?

Kemeja Hawaii warna merah bergambar bunga sepatu putih yang kamu pakai waktu mengantar latihan vocal group?

Aku ingat.

Karena jadwal dadakan latihan vocal group yang jatuh di malam hari, kamu akhirnya temani pergi malam itu naik angkutan umum. Kamu capek saya tau, tapi kamu tetap temani saya mengejar passion saya. Menjaga saya.

“Sate ayam di cafe tempat latihan tadi wangi. Tapi ini gak kalah wangi dan enak kan?” ujarmu sambil menggigit bakpau hangat di tanganku.

Yah sewangi apapun sate di cafe tempat latihan tadi, tentunya gak akan terasa lezat kalau kita pulangnya harus jalan kaki. Saya betulkan rambut halus yang jatuh di keningmu. Dan kamu, saya peluk.


Masih kuingat.

Hujan besar  pukul dua malam itu. Aku dan kamu duduk berdampingan dengan lengan melingkari lutut masing-masing sambil mengamati tumpahan air yang tidak berhenti jatuh dari tepian-tepian flyover tempat kita berteduh saat itu.

“Sabar.”

Begitu kamu bilang. Bahkan saat mobil yang melaju dari arah berlawanan menamparkan air kubangan ke wajah dan tubuh kita.


Masih ingat perjalanan-perjalanan seru kita?

Kamu. Supporter yang menyemangatiku menanjaki ratusan anak tangga mercusuar Pulau Lengkuas di Belitong.

Kamu. Darwis Triadi dadakan yang siap menangkap momen-momen menegangkan buatku saat bersiap menyelami biru laut di Belitong, Pulau Seribu, Bunaken dan ambon.

Kamu. The best traveling partner on earth yang selalu membangunkanku lebih pagi untuk menyusuri tepian pantai, menunggu matahari terbit dan menuliskan namaku di pasir pantai yang hangat....



Begitulah cuplikan ‘Love Letter untukmu, dan Kamu’ di buku pertama Fitrop yang berjudul ‘Kening’. Ada baiknya kalo lo dengerin Reading some part of my fave chapter on #Kening! Lo buka tumblr nya doi, dengerin baik-baik ya http://fitrop.tumblr.com/post/8226313701/reading-some-part-of-my-fave-chapter-on-kening

Kalo lo pikir surat itu dipersembahkan untuk pacarnya, lo salah. Surat itu dibikin spesial untuk orang tuanya. Dan ini kalimat terakhir dalam ‘Love Letter Untukmu, Dan Kamu’.



Dear Bapak Djumhawan dan Ibu Sutini Suryaman, cinta dari Ibu dan Bapak, terlalu besar untuk membuat saya tidak mungkin untuk mencintai kalian lebih.
Saya cinta kamu, dan kamu.


Salam bakti,

Ananda.



Kalo gak percaya lihat tuh videonya waktu doi lagi launching buku pertamanya.



 Yah memang begitu style-nya Fitrop. Gokil deh si Fitri Tropika.

2 komentar:

  1. wah pengen banget bisa bikin surat2 gitu lagi,,tapi cewe ane gak suka dikirim surat sih,,maunya surat nikah,hehe..:p

    oia klo sempet Click ini
    yaa,minta masukannya..

    BalasHapus
  2. masih mendilng lah yang penting ada suratnya. bisa bahaya kalo minta nikah siri tanpa surat resmi -_-!

    makasih udah mampir di Kotak Surat Afnan

    ohh ini ya adminnya epicenrum, aku udah pernah mampir baca bis berhantu.

    BalasHapus