-Nauval
Afnan-
Universitas
Jember (UJ) mempunyai salah satu prasarana yaitu rumah susun sederhana sewa
putra (Rusunawa Putra). Berlokasikan di bumi kampus Tegalboto Jalan Kalimantan
37, Jember. Rusunawa putra di UJ termasuk prasarana baru karena mulai berfungsi
ditahun ajaran baru 2011. Rusunawa putra diperuntukkan bagi mahasiswa baru
(maba) dengan fasilitas yang cukup memadai seperti mushola, kantin, free wifi, dan penjagaan oleh satpam 24
jam.
Ditahun
pertama rusunawa putra difungsikan, respon maba kurang berantusias atas
infrastruktur baru yang dimiliki UJ ini. Para maba lebih memilih untuk kos di
luar. “Padahal sudah digiatkan promosi berupa selembaran dari pihak rusunawa
putra,” ujar Sunlip selaku Kepala Rusunawa Putra UJ. Jumlah maba 2011 yang
menghuni rusunawa putra dari bulan Juli sampai Januari 2012 berkisar 42 kepala
dari 252 kapasitas.
Berbeda
dengan minat maba 2012 yang sangat antusias memanfaatkan prasarana rusunawa
putra. Ada banyak peningkatan dari maba sebelumnya yang hanya 42 kepala, kini
yang menghuni rusunawa putra lebih mendominasi maba 2012. Jumlah total terakhir
pada bulan Desember 2012 mencapai 125
kepala.
Sunlip mengeklaim bahwa rusunawa putra UJ termurah seluruh Jawa Timur, terbukti
ketika melakukan studi banding di rusunawa Universtas Negeri Surabaya (UNESA) tahun 2010. Berkaitan
dengan opini tersebut memang benar adanya. Diketahui bahwa di rusunawa UNESA
biaya menghuni untuk lantai dua 140 ribu per bulan, lantai tiga 130 ribu per
bulan dst, (asrama.unesa.ac.id). Dengan
fasilitas yang sama mewahnya dengan rusunawa di universitas lain, tetapi
rusunawa putra UJ mempunyai keunggulan yaitu biaya sewa yang murah. Biaya sewa
lantai dua 130 ribu per bulan, lantai tiga 120 ribu per bulan, lantai empat
sertus ribu per bulan, dan biaya booking
kamar untuk sendiri 250 ribu per bulan.
Walaupun
rusunawa UJ dikatakan murah, tapi mahasiswa UJ tidak terlalu berminat untuk
memanfaatkan infrastruktur baru yang dimiliki UJ ini. Bahkan beberapa mahasiswa
ada yang belum tahu bahwa di UJ ada fasilitas rusunawa putra yang sudah
berfungsi sejak tahun ajaran 2011. Banyak faktor yang membuat mereka tidak tahu
salah satunya tata letak yang kurang strategis. Bahkan ada yang menganggap
gedung rusunawa putra adalah gedung milik Fakultas MIPA, padahal pihak pengurus
rusunawa putra sudah menggiatkan promosi di setiap fakultas ketika tahun ajaran
baru. Seperti tanggapan Abraham mahasiswa FISIP jurusan HI yang baru mengetahui
infkastruktur baru UJ, “Setelah mendengar deskripsi rusunawa putra, aku semakin ilfil sama aturannya. Fasilitasnya oke, harganya oke tapi aturan yang nggak
boleh bawa teman ke kamar kok kayak
di pesantren aja.”
Hal
serupa juga saya temukan pada mindset
Ageng mahasiswa Fakultas Hukum 2012, “Walaupun kesannya bagus, fasilitasnya
lengkap, tapi setelah mendengar kalau tidak boleh memasukkan teman, saya kurang
setuju. Saya akan bersedia menghuni rusunawa putra kalau aturan tersebut tidak
diberlakukan lagi.”
Peraturan di Rusunawa Putra
Rusunawa
tidak memiliki peraturan tertulis mengenai syarat mahasiswa untuk menghuni rusunawa
putra secara eksplisit. “Memang dibenarkan bahwa rusunawa hanya diperbolehkan
untuk maba,” ujar Sunlip. Sudah jelas kontrak untuk tinggal di rusunawa putra
bagi mereka mahasiswa 2011 hanya satu tahun dan berakhir pada Juli 2012. Akan
tetapi masih banyak mahasiswa 2011 yang menghuni rusunawa putra walaupun
kontraknya sudah habis, “Kalau wacananya memang diperuntukkan bagi maba. Apabila
SK mengenai wacana itu sudah turun, ya
akan saya laksanakan,” jelas Sunlip. “Selama masih ada yang kosong kenapa tidak
dimanfaatkan. Yah, gunakan prinsip
ekonomi: manfaatkan kamar yang ada agar menghasilkan pendapatan secara
maksimal,” tambah Sunlip, yang juga menjabat sebagai dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas
Ekomomi.
Kerena
baru difungsikan, rusunawa putra mempunyai banyak peraturan internal yang belum
disepakati antara kedua belah pihak yaitu penghuni dan pengelola rusunawa
putra. Salah satunya adalah peraturan tidak dibolehkannya teman penghuni masuk
ke kamar. Teman penghuni—yang bukan penghuni rusunawa putra—tidak diperbolehkan
masuk ke dalam kamar, karena diharapkan keamanan tetap kondusif, “Memang tidak
diperbolehkan teman penghuni masuk ke kamar karena demi keamanan. Misalnya ada
teman penghuni masuk lalu membawa minuman keras atau terjadi kehilangan, lalu
siapa yang tanggung jawab!” jelas pak Sunlip. Aturan tersebut juga berlaku
untuk orang tua penghuni supaya tidak diperbolehkan bermalam, tetapi tergantung
dari substansinya, “Kalau misalnya ada penghuni yang booking kamar sendiri akan saya perbolehkan. Sebenarnya secara
aturan tertulis tidak boleh, kecuali ada penghuni yang sakit,” ungkap Sunlip.
Bagi
penghuni rusunawa peraturan tersebut kurang mendapat respon baik, pasalnya
setiap pribadi punya privasi masing-masing. Untuk mencegah kontra dari penghuni
rusunawa mengenai peraturan tersebut, pihak pengurus rusunawa putra memberikan
fasilitas berupa ruang serbaguna yang berkapasitas kurang lebih seratus orang.
Ruang serbaguna digunakan sebagai ruang belajar, ruang diskusi, dan rapat bagi
kegiatan tamu isidental. Walaupun diberikan fasilitas berupa ruang serbaguna,
tetapi banyak keluhan dari penghuni mengenai aturan tersebut yang hanya dilihat
dari substansi diskusi akademis saja, “Kita kan sudah dewasa, tentu saja kita
tidak akan memasukkan sembarang orang yang tidak kita kenal. Tentu saja kita
bisa menanggung risiko masing-masing,” ungkap penghuni yang tidak mau
disebutkan namanya ini. “Kalau menanggapi masalah keamanan, buktinya satu tahun
yang lalu ketika peraturan itu belum digiatkan kita tidak pernah mengeluhkan
karena ada yang kehilangan kok!” tambahnya.
“Padahal saya kalau berkunjung di kosan teman selalu diterima dengan baik,
tetapi berbeda dengan peraturan di rusunawa putra. Sampai saya tidak enak
dengan sahabat saya, hingga dia mengerti dengan sendirinya,” keluhnya, ujar
mahasiswa UJ angkatan 2011, yang masih menghuni rusunawa.
Kondisi di Rusunawa Putra
Berkisar
satu tahun difungsikan rusunawa putra sudah mengalami banyak masalah. Seperti
beberapa kamar yang sengaja dikosongkan karena bocor dan rusunawa putra yang
dilanda krisis air. Walaupun bangunan rusunawa yang terlihat mewah juga
berbagai macam fasilitas yang ada di dalamnya, akan tetapi rusunawa putra
pernah mengalami kekeringan.
Dengan
biaya sewa yang murah, tetapi penghuni belum termanjakan oleh fasilitas yang
ada di rusunawa putra. Pasalnya setelah
pergantian tahun baru akademik 2012, rusunawa putra mengalami krisis air karena
konsumsi air berlebih untuk penghuni yang berkapasitas lebih dari 125 kepala.
Untuk menanggulanginya, rusunawa mendapat jatah air tangki dari pusat. Tapi
walaupun begitu debit air yang keluar dari keran hanya terjadwal pagi dan sore
saja. Pada bulan November 2012 ketika pompa air mendapati kerusakan, alhasil
rusunawa putra benar-benar kering selama lebih dari empat hari. Akhirnya banyak
penghuni yang menumpang mandi di toilet Fakultas MIPA dan masjid terdekat,
bahkan banyak juga yang pindah. Kekeringan yang terjadi di rusunawa putra
berakhir pada pertengahan Desember 2012, “Untuk perencanaan rusunawa putra
kedepan, tahun 2013 kita mengajukan proposal untuk membuat tempat parkir
permanen, penghijauan taman, dan yang terpenting pembuatan sumur bor agar tidak
mengalami kekeringan lagi seperti bulan lalu,” ujar Sunlip, ketika saya ajak
mengobrol ringan di lobby rusunawa
putra 12 Desember 2012 lalu.[]