Hujan besar begini mengingatkan aku pada sosok dirimu yang
lantang
Memecah suara rintik hujan yang santai
Sedangkan kau setia menjemputku dikala diriku terpaku sendiri
di bawah lindungan atap
Sambil memperhatikan tetes air yang tidak berhenti jatuh
Aku sendiri. Aku dingin. Aku berharap.
Gemuruh berdetak akupun tersentak
Seakan nyaliku tersambar oleh potretan petir
Aku lemah tak seperti kau yang lantang
Yang berani membukakan pintu kuningmu untukku lalu kau
persilahkan aku berlindung disampingmu
Kita berdua. Aku hangat. Aku peluk kamu.
Hujan hari ini menghapuskan semua ingatan indah tentang dirimu
Dan aku sadar bahwa kau munafik pengecut bajingan
Kamu lupa rumah aku
Bahkan beraninya kamu main serong dan membiarkan aku berjalan
sendiri 50 meter
Kamu jahat beraninya menjerumuskan aku
Okay fine
aku
bisa berjalan sendiri kembali kerumahku
Segera aku bilang “Stop! Turunin aku sekarang juga.” Tepat di depan
mukamu
Saat berpaling tak kuasa air mataku meleleh juga...
To: Abang supir angkot langganan gue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar