21 Februari 1983
Senin
Hingga kini umurmu 58
hari kau tetap minum susu buatan sehingga susu ibumu sekarang tidak keluar sama
sekali. Bukan maksud ibumu yang tidak sayang kau, tapi memang sejak kau lahir
setiap kali menyusu mesti muntah lagi, hingga kau tampak kurus, tengkorak
kepala saja yang besar, matamu cekung kedalam dadamu demikian pula tampak
cekung. Permukaan seluruh tubuhmu pucat kulit mengeriput, tambah lagi tiap kali
minum mesti muntah.
Ketika itu aku tak bisa
melukiskan betapa hancurnya perasaanku untuk siap melihat dan menikmati maut
yang kau alami.
Demikian pula ibumu
walau luka operasinya belum sembuh tampaknyatak ia hiraukan rasa sakitnya
sendiri. Sore menjelang maghrib, mendung gelap gerimispun jatuh, sekali sekali
diselingi kilat disusul deru guntur
memecah langit. Tapi dengan tekad untuk berikhtiar, aku & ibumu
berangkat tanpa menimbang resiko apa nanti yang terjadi. Demi melihat keadaanmu
makin kritis ditambah lagi seluruh perukaan selaput lender bibir & rongga
mulutmu yang memutih akibat jamur Moniliasis.
Seusai dokter memberi
resep, aku dan ibumu terpaksa pulang,walau hujan makin deras.
Alhamdulillah kini
berat badanmu sudah 41,5 ons, dan tinggi badan 60 cm.
Dibanding waktu kau
dalam keadaan kritis
B.B. : ± 26 ons.
P.B. : ± 51 cm.
Ya Allah engkau Maha
kasih segala puji hanya wajib padaMu. Ya Allah hanya sepotong doa yang dapat
kupersembahkan padaMu atas kesehatan yang telah Engkau berikan anakku.
Ya Allah, anakku adalah
anakku tapi juga bukan milikku. Hakiki mutlak cobaanMu.