Love Letters Buat Kamu dan Kamu
Hai kamu. Dan kamu.
Don't be surprised kalo tiba-
tiba saya nulis surat seperti ini
buat kamu, dan kamu.
Well... yeah... so last-decade
memang kirim surat kayak
gini. Sebenernya writing letters
isn't really my thing dan
mungkin buatmu gak terlalu
penting. Jadi biarpun aku
bakal pusing tujuh keliling,
hingga kening keriting, i
promise you i,ll try my best
untuk membuat surat ini
tidak terdengar seperti kiasan
cheesy soal cinta di kartu
Valentine yang dicetak masal.
by Rakhmawati Fitri
Rabu, 28 Agustus 2013
Senin, 26 Agustus 2013
Selasa, 06 Agustus 2013
Dapet surat balasan dari PT. Gramedia Pustaka Utama
Kemaren Sabtu 3 Agustus 2013, aku mendapat paket yang
akhirnya sampai juga. Tepat di depan pintu yang beralamatkan Dusun Gempoldampit
Rt.48 Rw.05 Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa
Timur 68484, lebih tepatnya lagi tetangganya TK Tunas Mekar Kedungwungu,
YUPP!!! rumahku sendiri. Paket itu diantar sendiri oleh Pak Pos yang kutunggu
selama enam bulan lamanya tanpa makan tanpa minum hanya bersila di bibir goa
seraya bertapa minta petunjuk layaknya raja Menak Jinggo saat bertapa untuk
mengalahkan Kebo Marcuet di sinetron paling fenomenal saat ini ‘DAMARWULAN’
hanya di Indosiar.
Kuintip dari jendela rumahku hingga Pak Pos itu ter-expose
dengan nyata hingga kulihat dia membongkar-bongkar kantung barang yang
bertengger manis di motor bebek oranyenya. Aku mulai pesimis sepertinya.
Palingan kiriman parsel lebaran dari rumah sakit dan klinik tempat ibuku
berlangganan untuk mengirimkan pasien partus yang mengalami pendarahan. Seperti
biasa paling dapetnya sprei, cangkir, yah paling pol sirup marjan.
Cowok kece dengan rambut jambul ala Elvis Presley serta bulu
dada yang bergoyang ke kanan dan ke kiri seirama layaknya goyangan penyanyi
latar Soneta Band itu bukan membawa parsel tapi membawa suatu dokumen yang
sepertinya dari logonya aku kenal. YA! Ini dia yang aku tunggu selama enam
bulan lamanya. Jadi dengan mantap kuurungkan niatku untuk melarung tumpeng
lengkap dengan kepala kebo di laut Kidul karena kupikir jerih payahku bertapa
selama ini mendapatkan hasil yaitu: sia-sia.
Karena aku nggak tega tangannya harus kesakitan buat
mengetuk pintu rumahku, jadi pintu rumahku aku buka duluan. Terus tiba-tiba dia
bilang gini, “Mas ada paket dokumen.” Dengan suaranya yang serak seksi seperti
David Cook. Saking terharunya aku, aku tak dapat berkata-kata lagi badanku
lemas, bibirku bergetar mataku mulai menampung cairan yang berlebihan. Hingga
tak kuasa aku menitihkan air mata membasahi pipi. Penantianku selama ini tak
sia-sia. Kucium tangan kanan Pak Pos yang kece seperti Elvis Presley itu dengan
hormat hingga kuanggap seperti kedua orang tuaku sendiri. Dan aku menyerahkan
seluruh jiwa dan ragaku ketika Pak Pos yang bersuara seksi seperti David Cook
itu memintaku menandatangani surat terima dari kantornya. Namun pertemuan kami
sangat singkat. Dia segera mengemasi barang-barangnya untuk segera angkat kaki
dari rumaku yang sangat sederhana bahkan bisa dikatakan menengah kebawah, tiga
lantai ke atas enam lantai bawah tanah sungguh sungguh menengah ke bawah. Dia kiss bye ke arahku. Aku hanya bisa belambai-lambaikan
sapu tangan tanda selamat jalan kepadanya. Kondisi seperti ini mirip sekali
saat perpisahan terakhir di awal film Titanic, saat kapal Titanic bersiap
berlayar dan tenggelam. Ahh aku meringis getir tiba-tiba aku khawatir terjadi
apa-apa sama Pak Pos yang bulu dadanya berkibar-kibar itu. Hingga aku
menguatkan untuk bilang “Take care ya…” kepadanya.
Aku berbalik masuk ke dalam rumahku. Setelah kututup pintu
rumah dan kemudian… YEEEEE AKU DAPAT SURAT BALASAN DARI GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
HUUUWWOOOO…… aku seneng banget hingga tak dapat ku ungkapkan dengan kata-kata.
Semuanya ku ekspresikan dengan lonjak-lonjak di kasur teriak sekencang-kencangnya AKKHHGGRRR………
kibar-kibarkan selimut, acak-acak baju di lemari, gigit bantal, gigit guling,
telen henfon Nokia 6600 ku. Dan yaampun aku deg-degan banget di buka nggak
ya!!! Dengan rapinya aku robek…. Aku hirup aroma dalamnya dan ternyata begini
rasanya. Kulihat dengan mata kepalaku sendiri dokumen balasan asli dari PT.
Gramedia Pustaka Utama itu, Ya Tuhan aku deg-degan lagi… kemudian dengan
perlahan aku angkat surat itu dari persemayamannya lalu aku buka lebar-lebar
dan membacanya dengan seksama dari atas. “Jakarta, 12 Juli 2013.” OMG kenapa
aku tetep deg-degan sih padahal masih baca tanggalnya aja. kututup lagi surat
itu untuk mengatur nafasku yang ngos-ngosan. Kulari kebelakang, raih gelas,
buka kulkas, minum glek glek glek glek, pada teguk terakhir aku ingat, langsung
kusemburkan air mineral dingin yang segar itu wooossshhh… Ya Allah aku puasa!!!
Aku berlari lagi menuju kamarku lagi. Tidak seperti tadi, sekarang aku mulai
sedikit tenang. Kumantapkan hatiku untuk membacanya dengan seksama. Bismilah
daaann…. Beginilah kelihatannya, beginilah kedengarannya, beginilah rasanya dan
heeemmm beginilah aromanya… dan ternyata…… BIASAH.
Kemudian aku berlari dengan riangnya ke tempat bermainku di
TK Tunas Mekar samping rumah, berlonjak-lonjak santai sambil
menggeleng-gelengkan kepala seraya bernyanyi syalalalala cucurururu
syubidubidam….. Aku langsung move on dan
lupa apa yang tadi aku baca. Daripada dipikir mending aku main ayunan saja
sambil menyanyi syalalalala cucurururu syubidubidam…….
Paket dokumen balasan dari PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Naskahku ditolak oleh PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yang ditanda tangani langsung oleh sekertaris redaksi fiksi: Michelle Maria.
Minggu, 04 Agustus 2013
Jumat, 02 Agustus 2013
Langganan:
Postingan (Atom)